Suarapesisirnusantara.com |Bengkalis : Peringatan HUT PPNI ke 50 tahun diadakan di lapangan kantor bupati bersamaan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional Indonesia ke 116 Thn di Halaman kantor Bupati Bengkalis, Senin 20 Mei 2024 pukul 07.00 sampai dengan selesai.
Pd peringatan HUT PPNI tahun ini, disampaikan pd amanat oleh Bupati Bengkalis melalui Sekda Kab Bengkalis,, diharapkan seluruh perawat agar bisa memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada masyarakat, sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat dan mewujudkan kan Kab Bengkalis yang sehat serta Bermarwah,Maju dn Sejahtera.
Petugas pelaksana upacara pada hari ini dijajaran DPD PPNI kab. Bengkalis, Komandan Upacara Ketua DPD PPNI kab Bengkalis Ns.Tino Suhendro,S.Kep.
Pengibar Bendera,
1. Ns.Nur Kamaruzaman,S.Kep ( Pengulur)
2. Ns.Rahmadi Munanda ,S.Kep ( Penarik)
3. Ns.Ari Yanni.Ar,S.Kep (Pembawa Bendera)
4. Robi Candra ( UUD negara RI tahun 45).
Hadir dalam upacara Dandim 0303/ Bengkalis Letkol Arh Irvan Nurdin, S.E.,M.M, Bupati Bengkalis diwakili Sekda dr. Ersan Syahputra TH, Danposal Bengkalis, Kalaksa BPBD Bengkalis Sufandi, Asisten I Andres Wasono, Kepala Damkar Alfahrurazi, Kadis Kominfo Suwarto, Para Asisten Setda Kab. Bengkalis, Staf Ahli Bustami HY, Pejabat Administrator, Pengawas dan Fungsional Dilingkungan Pemkab Bengkalis, Danramil 01/Bengkalis Kapten CPL Farimus Hendriko, Kepala Bea Cukai, Kajari Bengkalis Diwakili, Barisan Personil Inspektorat, Barisan Personil BPBD, Barisan Personil Badan Kepegawaian dan Diklat, Barisan Personil BPKAD, Barisan Personil BAPPEDA, dan seluruh Barisan personil PNS dan Honorer Pemkab Bengkalis.
Dalam amanatnya yang dibacakan oleh Sekda Kab. Bengkalis dr. Ersan Syahputra TH selaku pembina upacara,
Sambutan Menteri Diskominfo RI yang dibacakan oleh Irup sbb:
Hari-hari ini kita dihadapkan pada suatu realitas yang terpampang terang yakni, kemajuan teknologi yang melesat cepat. Kits sudah memilih bukan hanya ikut-serta, tetapi lebih daripada itu, menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia. Hari-hari ini hingga dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam mewujudkan itu semua.
Refleksi atas pilihan tersebut bisa kita rujuk dengan “berkunjung kembali kepada gagasan awal menjadikan dan membentuk Indonesia. Bagaimana sejarah telah membentuk kebangsaan kita. Sejarah diperlukan bukan karena sensasi politiknya. Juga bukan sebagai sumber keteladanan nilai semata-mata. Tetapi pada percakapan terus menerus tentang kemajuan, kemanusiaan dan kesejahteraan. Keteladanan tidak harus diikatkan pada masa lalu. Namun dapat dikaitkan dengan masa depan, yaitu pada ide-ide yang membuka ruang imajinasi peradaban.
Lebih dari seabad lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Boedi Oetomo, yang di masa Itu telah menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia, Hari berdirinya Boedi Otomo inilah yang kelak menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini. Organisasi Boedi Qetomo bermula dari sejuntah dokter dan calon dokter di Batavia yang berkumpul mendirikan suatu organisasi modern.
Banyak orang menaruh harapan pada organisasi ini dan menganggapnya sebagai motor penggerak gerakan kemerdekaan di tanah Hindia Belanda. Bahkan Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis Belanda, menyatakan: “Sesuatu yang ajaib sedang terjadi. Insulinde molek yang sedang tidur, sudah terbangun”.
Boedi Oetoma menjadi awal mula tempat orang belajar dan berdebat tentang banyak hal, seperti pentingnya pendidikan barat bagi rakyat Hindia Belanda serta penyebaran pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang priayi atau bukan. Dari sana timbul pula pemikiran tentang pentingnya memperluas keanggotaan yang mencakup seluruh rakyat Hindia Belanda.
Apa yang telah dirintis Boedi Otomo dilanjutkan oleh banyak organisasi lain yang muncul belakangan. Nasionalisme Jawa khas Boedi Oetomo diperluas menjadi nasionalisme yang mencakup keseluruhan orang-orang di Hindia Belanda. Pendidikan yang hanya ditujukan pada priayi Jawa diperluas menjadi pendidikan untuk seluruh rakyat Bumiputera. Perjuangan memajukan kebudayaan Jawa diperluas menjadi perjuangan politik mengusir penjajahan Belanda. Perluasan dari cita-cita yang telah ditumbuhkan oleh Boedi Cetomo mencapai titik puncaknya pada proklamasi kemerdekaan.
Sebelum Boedi Oetomo, adalah Kartini, perempuan dari kota kecil Jepara, yang mengawal lahirnya gagasan kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan dan kemajuan melalui tulisan-tulisannya yang tersiar ke penjuru dunia. Dialah yang menggodok aspirasi-aspira kemajuan di Indonesia untuk pertama kali muncul sejak lebih dari seabad lalu. Di tangannya kemajuan itu dirumuskan, diperinci, dan diperjuangkan, untuk kemudian menjadi milk seluruh bangsa Indonesia, la sadar betul bahwa dalam zaman baru yang modern, peralatan paling mumpuni adalah pendidikan. Pendidikan adalah wahana untuk membebaskan manusia, sekaligus membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan. Bagi Kartini, pendidikan merupakan jalan yang dapat menguak horizon dan peradaban baru bagi kaum Bumiputera
Kartini merupakan pembaharu dalam menggagas sebuah imajinasi mengenal sebuah tatanan masyarakat yang merdeka, dan sebuah cita-cita ideal baru tentang bangsa yang lebih besar dibandingkan asal-usul sosialnya sendiri. Apa yang digagas Kartini telah jauh melampaui kisah hidupnya sendiri, la telah memberikan inspirasi penting bagi sumbu-sumbu kecil, yakni para kaum muda “embrio bangsa, yang perlahan menjadi nyala berkobar yang kemudian kita kenal sebagai pergerakan kebangkitan nasional.
Embrio Indonesia lahir dari kemajuan modern dan pencerahan, dari kaum muda berpendidikan yang tidak kehilangan identitas ke-Indonesiaannya. Embrio Indonesia lahir dari keragaman pikiran para “kaum muda” sebagai “embrio bangsa. Di tangan kaum muda terdidik inilah cita-cita kemerdekaan dan kebebasan dirumuskan dan diperjuangkan. Alam kemerdekaan hanya bisa dicapai jika manusia setara dan bebas. Manusia yang bebas dan setara hanya dimungkinkan jika manusia tersebut terpelajar dan berpendidikan. Dari merekalah semangat kebangkitan nasional lahir. Kebangkitan nasional adalah penanda lahirnya zaman baru. Pencetus cara berpikir baru. Semangat kebangkitan nasional merumuskan kemerdekaan sebagai wahana memperjuangkan kedaulatan dan kemuliaan manusia
Apa yang digagas Boedi Oetomo, Kartini dan para embrio bangsa, kemudian dirumuskan Bung Karno sebagai “jembatan emas”. Kemerdekaan dibayangkan Bung Karno sebagai sebuah “Jembatan emas” yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan batin di atas tanah sendiri. Bung Karno juga menekankan bahwa di ujung “Jembatan emas” akan selalu ada kemungkinan yang dapat membawa Indonesia menuju kebaikan ataupun sebaliknya, yang dalam bahasa Bung Karno “bahagia bersama atau menangis bersama”. Di sinilah Bung Karno mengingatkan kita pentingnya “momen” agar kita mengambil keputusan yang tepat dan cermat untuk membawa kita pada jalan yang mengarah kepada kebaikan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hari ini, kita berada pada fase kebangkitan kedua, melanjutkan semangat kebangkitan pertama yang telah dipancangkan para pendin bangsa, Berbeda dengan perjuangan yang telah dirintis lebih dari seabad yang lalu, kini kita menghadapi beragam tantangan dan peluang baru. Kemajuan teknologi menjadi penanda zaman baru Kemajuan teknologi telah menghampiri kehidupan kita sehari-hari dan menjadi bagian dari peradaban kita hari ini. Inovasi-inovasi teknologi telah mendorong perubahan kehidupan manusia secara revolusioner.
Banyak kesulitan yang berhasil disolusikan oleh teknologi. Adagium di zaman ini jelas, dia yang menguasai teknologi, dia pula yang akan menguasai peradaban. Di titik ini, gambarannya makin jelas, penguasaan atas teknologi merupakan keniscayaan bagi kita untuk menyongsong “Indonesia Emas”.
Inovasi teknologi digital bertumbuh setiap hari. Kecepatannya bak lompatan kuantum. Dalam dua dekade terakhir, perubahannya demikian pesat. Teknologi digital, misalnya, telah melesat jauh melampaui bayangan banyak orang. Setidaknya, tak terbayangkan dalam tiga dekade yang lalu, bahwa hari ini akan seperti ini. Teknologi digital telah menebas banyak keterbatasan manusia. Dunia seakan mengerdil. Semua seperti mendekat, terpampang di depan mata. Jarak bagai tak lagi relevan. Kehadiran visual menyempurnakan kehadiran suara.
Sementara itu, di hadapan kita telah terbentang potensi kekuatan yang siap merambah dunia. Bonus demografi menunjukkan bagaimana 60% penduduk Indonesia dalam dua dekade ini menjadi tenaga usia produktif yang siap mengembangkan inovasi-inovasi baru, bagi kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana telah berkali-kali dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo, peluang kita menjadi negara maju ada dalam 10 hingga 15 tahun ke depan dengan memaksimalkan bonus demografi. Presiden juga menekankan bagaimana di dalam sejarah peradaban negara-negara dan bangsa-bangsa, kesempatan itu hanya datang satu kali, oleh karenanya kita sama sekali tidak boleh keliru dalam memilih langkah
Bonus demografi yang dimiliki Indonesia haruslah dikelola dengan kebijaksanaan. Salah satu yang berpeluang menjadi penopangnya adalah adopsi teknologi digital. Tingkat penetrasi intermet di Indonesia telah mencapai 79.5% dari total populasi. Ini diperkuat dengan potensi ekonomi digital ASEAN yang diperkirakan meroket hingga 1 triliun USD pada Tahun 2030
Dalam aspek bisnis, sosial, dan ekonomi, transformasi digital dapat menciptakan lapangan kerja haru dan mendukung pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan produktivitas dan profitabilitas bisnis. Sementara itu, dalam aspek sosial dan lingkungan, transformasi digital mampu meningkatkan akses terhadap berbagai teknologi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Potensi-potensi ini tentu mendukung percepatan transformasi digital, sekaligus membuka peluang bagi Indonesia untuk keluar dari middle-income trap. Perekonomian Indonesia harus tumbuh di kisaran 6 hingga 7% untuk dapat mencapai target negara berpendapatan tinggi atau negara maju pada tahun 2045.
Dengan pencanangan percepatan transformasi digital nasional oleh Bapak Presiden Joko Widodo yang dipacu beberapa tahun terakhir ini, tantangan demi tantangan dapat kita hadapi bersama. Kerja bersama dan seluruh komponen bangsa telah menggerakkan roda transformasi dengan pasti. Hasil demi hasil bisa mulai dinikmati, mulai dari kalangan perkotaan sampai dengan pedesaan, di seluruh penjuru tanah air.
Kebangkitan kedua merupakan momen terpenting bagi kita hari ini. Kita harus menatap masa depan dengan penuh optimisme, kepercayaan diri, dan keyakinan. Kemajuan telah terpampang di depan mata. Momen ini mesti kita tangkap agar kita langgeng menuju mimpi sebagai bangsa. Tidak mungkin lagi bagi kita untuk berjalan lamben, karena kita berkejaran dengan waktu. Di titik Inilah, seluruh potensi sumber daya alam kita, bonus demografi kita, potensi transformasi digital kita, menjadi modal dasar menuju “Indonesia Emas 2045”.
Sambutan Bupati Bengkalis yang dibacakan oleh Sekda,
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang, Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan,menuntut perawat memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Perawat memiliki peran yang lebih luas dengan memandang klien secara komprehensif. Perawat memiliki kontribusi nyata karena berada digaris terdepan dalam pelayanan kesehatan.
Bila dilihat dari sejarah berdirinya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang sudah Ke 50 tahun ini, PPNI terus berupaya memberikan perlindungan bagi masyarakat dan profesi keperawatan. PPNI telah tumbuh menjadi organisasi yang mandiri. PPNI saat ini berproses pada kematangan organisasi dan mempersiapkan anggotanya dalam berperan nyata pada masyarakat dengan memperkecil kesenjangan dalam pelayanan kesehatan. Sehingga profesi keperawatan dapat mandiri, bermartabat bersaing secara Nasional dan International.
Melewati Hari Ulang Tahun Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang Ke 50 Pada tanggal 17 Maret 2024 lalu mengusung Tema ‘’ Tahun Emas PPNI, Peduli Untuk Bersinergi, dan Hari perawat Internasional atau International Nurses Day (IND) pada tanggal 12 Mei 2024. Dewan Pengurus Daerah PPNI Kab.Bengkalis menggelar serangkaian kegiatan seperti Pembagian sembako, Sunat Masal, Serta Penyuluhan Kesehatan untuk memperingati hari penting bagi insan keperawatan.
Berdasarkan tema tersebut, Pemerintah Kabupaten Bengkalis berharap kepada Dewan Pimpinan Daerah ( DPD PPNI ) Kab. Bengkalis agar senantiasa memandang penting untuk memanfaatkan kesempatan ini sebagai momentum memperkuat kesatuan dan persatuan perawat di seluruh Indonesia, Khususnya Perawat yang ada di Kab. Bengkalis. Tema ini sangat erat kaitannya dengan visi dan misi Perawat yang paling fundamental yakni : PPNI sebagai organisasi profesi yang disayangi anggota, dicintai pemerintah dan diperhitungkan organisasi lainnya. Perlunya sinerginitas sesama perawat dan Pemerintah Kabupaten Bengkalis merupakan hal penting untuk melaksanakan program pemerintah Kabupaten Bengkalis.
Pemerintah Kabupaten Bengkalis berharap kepada seluruh Perawat yang ada di Kab.Bengkalis menjadi locomotif dibidang kesehatan untuk senantiasa memberikan pelayanan yang Ikhlas dan prima kepada masyarakat.
Melalui Hari Ulang Tahun Emas PPNI dan menyambut Hari Perawat Internasional atau International Nurses Day (IND) yang dilaksanakan pada hari ini, tentu saja Pemerintah Kabupaten Bengkalis sangat memberikan apresiasi dan dukungan penuh kepada perawat-perawat yang ada di Kabupaten Bengkalis.
Pemerintah Kabupaten Bengkalis mengucapkan Syabbas dan Tahniah, Selamat Hari Ulang Tahun emas yang ke 50 Persatuan Perawat Nasional Indonesia dan selamat hari Internasional Nurse Day. Semoga perawat -perawat yang ada di Kabupaten Bengkalis tetap terus bersinergi dengan pemerintah, dan mampu memberikan keikhlasan dari hati untuk melayani Masyarakat Kabupaten Bengkalis.
Pukul 08.35 WIB kegiatan selesai dalam keadaan aman dan kondusif.