suarapesisirnusantara. com ||Bengkalis- Keluarga korban kecelakaan antara motor honda beat dengan mobil honda merasa dibohongi oleh salah seorang pejabat (pj) kepala desa (Kades) yang ada di Kecamatan Bengkalis, disampaikan ayah korban Datok B (Panglima Besar DPP Rumpun Melayu Nusantara Laskar Hulubalang Melayu Nusantara) kepada media ini dengan mengajak media ini ketemu di suatu tempat seputaran Kota Bengkalis, Senin (28/10/2024)
Dalam penjelasan ayah dari korban pemilik motor honda beat merah menyampaikan bahwa kejadian kecelakaan tepat di jembatan wisma sri mahkota (rumah dinas bupati Bengkalis) jalan antara desa wonosari, Rabu 25 September 2024 lebih kurang jam 08.00 wib saat perjalanan menuju kampus Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng) untuk kuliah.
Dan saat kecelakaan terjadi, pengendara mobil yang diketahui merupakan pj Kades Pedekik berinsial As baru keluar dari rumah dinas bupati dari pintu yang berdekatan dengan jembatan minta damai kepada keluarga korban dan telah berjanji untuk membayar kerugian yang telah terjadi, baik dari biaya pengobatan maupun biaya perbaikan motor sebagaimana disampaikan ayah korban.
“Hari kejadian As bertemu kami dan langsung minta damai, dan berjanji untuk membantu biaya berobat dan perbaikan motor anak kami, ” ujarnya.
Hal ini disampaikan As saat pertemuan dengan keluarga dan saat korban dibawa keluarga ke puskesmas As menyampaikan kalau untuk perbaikan mobil As harus mengeluarkan uang Rp. 20 juta sebagaimana hasil kutipan wawancara media ini dengan ayah korban berinsial F mahasiswa Fakultas Teknik jurusan ListrikListrik dan juga merupakan anggota Rumpun Melayu Nusantara Laskar Hulubalang Melayu Nusantara
Dari pengakuan As berdasarkan informasi yang disampaikan keluarga korban, mobil yang digunakan merupakan mobil dinas untuk operasional rumah dinas Bupati Bengkalis.
Namun sempat dipertanyakan oleh ayah korban, kalau mobil dinas tentunya biaya perbaikan sudah ditanggung negara dengan catatan ada surat yang memberikan mandat untuk penggunaan mobil dinas dan mungkin pengguna mobil dinas hanya mendulukan biaya perbaikan namun nanti bisa diganti kembali oleh negara.
“Sempat saya bertanya terkait mobil dinas, ketentuannya kalau ada surat penggunaan mobil dinas, tentu biayanya perbaikan ditanggung dinas terkait, namun As menyampaikan kalau sekarang tidak seperti itu, biayanya ditanggung si pengguna mobil dinas, apalagi bupati sedang cuti kampanye, ” jelas Datok D.
Dari hasil keterangan ayah korban dan foto kondisi mobil dan motor, mobil tidak terlihat ada kerusakan parah sehingga sampai mengeluarkan biaya perbaikan besar, sedangkan motor mengalami kondisi sangat parah patah menjadi dua.
Karena ada permintaan damai dari As, niat baik As disambut baik oleh keluarga korban, namun dari yang disampaikan oleh korban didampingi ayahnya saat ditemui media ini menjelaskan, sampai lebih kurang satu bulan setelah kejadian tidak juga ada kejelasan dari pemilik mobil As untuk menunaikan komitmennya.
.”Sudah sebulan sejak kejadian, sepertinya niat baik As belum juga direalisasikan, kami keluarga sepertinya merasa dipermainkan As. Kami menghargai permintaan damai As, kalau tidak ada niat baik kami siap melakukan cara lain dan jika perlu sampai ke jalur hukum, ” ucap Datok B tegas.
Lanjutnya lagi, “untuk biaya berobat saja As tak perduli, saat sama-sama membawa anak kami untuk berobat menggunakan BPJS anak kami sendiri, namun kami masih berbaik sangka, namun setelah sekian lama kami merasa ini hanya kebohongan As belaka, ” jelasnya.
Setelah coba dikonfirmasi kepada pemilik mobil As melalui kontak WA, kepada media ini As menjelaskan hanya akan membantu keluarga korban pemilik motor beat sebesar Rp. 1 juta dengan alasan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan mobil dan minta kepada media ini untuk menyampaikan kepada pihak keluarga korban pemilik motor beat.
Setelah disampaikan media ini kepada orang tua korban motor beat, pihak keluarga minta agar pemilik mobil membantu mereka dengan wajar karena untuk memperbaiki motor saja tidak sedikit uang yang dibutuhkan, belum lagi biaya berobat anak yang menjadi korban.
“Kalau 1 juta hanya bisa untuk apa, harus yang wajar, yang minta damai itu As bukan kami. Kalau tidak bisa bantu yang wajar tak masalah untuk kami, biar kami tempuh jalan lain dan bisa jadi jalur hukum akan kami tempuh, ” tegas Datok B.
Selanjutnya kembali media ini mengkonfirmasi kembali kepada As melalui kontak WA, dan As menyampaikan akan langsung berbicara kepada orang tua korban motor beat untuk langsung bernegosiasi.
Setelah apa yang disampaikan As dijelaskan media ini ke keluarga korban, dan setelah seminggu lebih berlalu ayah korban minta ketemu dengan pihak media ini.
Menurut ayah korban, As belum ada menghubungi keluarga baik melalui telpon maupun WA. Ayah korban menyatakan As hanya berbohong, dan belum layak menjadi seorang pj kades kalau cuma bisa berbohong dengan masyarakat.
“Sampai sekarang As tak pernah menghubungi kami, seorang pejabat kalau sudah berbohong maka tidak layak dia disebut pemimpin. Kepada Bupati Bengkalis saya minta tinjau ulang jabatan pj kades yang sudah diamanahkan kepada As, jangan mentang-mentang tinggal di rumah dinas bupati bersama keluarga bisa bertindak sesuka hatinya. Ini pengakuan As waktu ketemu saat kejadian, “ujarnya.
Namun sangat disayangkan, sampai berita ini ditayangkan belum ada komunikasi dan negosiasi dari As kepada ayah korban motor honda beat sebagaimana disampaikan As saat dikonfirmasi media ini. (Red)
Sumber : Keluarga Korban Kecelakaan Motor Beat Datok Bukhari dan Pj Kades Pedekik
Editor : Redaksi Media 3k3 Group/